Rekonstruksi Tari Bedhaya Endhol-endhol di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v28i2.521Abstract
ABSTRACT
The Bedhaya Endhol-endhol dance was created by Paku Buwono X and performed exclusively by the king’s daughters. After his death, the dance was no longer performed and its form was no longer known. The goal of this research is to reveal the process of reconstruction of the Bedhaya Endhol-endhol dance, as carried out by Gusti Kanjeng Ratu Wandansari, and to describe the form of the dance. The research method used is a qualitative method with an ethnochoreological approach. The results of the research show the process of reconstruction, including the concept and the process of unearthing the music, or gending, and the dance movements. The arrangement process involved the interpretation of all the different components making up the Bedhaya Endhol-endhol dance, in order to create a new form of bedhaya dance that is childlike (mbocahi). The new form of Endhol-endhol resulted from its reconstruction shows that Gusti Kanjeng Ratu Wandansari has used her authority to restore the dance that had formerly disappeared.
Keywords: Bedhaya Endhol-endhol dance, reconstruction, authority, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari.
ABSTRAK
Tari Bedhaya Endhol-endhol yang khusus ditarikan oleh putri-putri raja diciptakan oleh Raja Paku Buwono X. Sejak beliau wafat tari ini tidak pernah dipentaskan dan bentuknya pun tidak dikenali lagi. Penelitian ini bertujuan mengungkap proses rekonstruksi tari Bedhaya Endhol-endhol dan mendiskripsikan wujudnya yang telah dilakukan oleh Gusti Kanjeng Ratu Wandansari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Hasil penelitian meliputi proses rekonstruksi mencakup konsepnya, proses penggalian meliputi gending dan gerak tarinya. Pada proses penataan dilakukan interpertasi mengenai semua komponen yang membentuk tari Bedhaya Endhol-endhol untuk mewujudkan tari bedhaya yang mbocahi. Wujud tari Bedhaya Endhol-endhol hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa dengan otoritasnya Gusti Kanjeng Ratu Wandansari telah mengembalikan tari yang sempat hilang.
Kata kunci: Tari Bedhaya Endhol-endhol, rekonstruksi, otoritas, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari
References
Hermien, A. M. K. (1988). “Bedhaya di Pura Paku Alaman Pembentukan dan Perkembanganya 1909-1987”, Tesis, Yogyakarta: Fakultas Pascasajana Universitas Gadjah Mada.
Marsono, W. (2000). Ensiklopedi Budaya Jawa. Surakarta: Gramedia.
Prihatini, N. S. (2005).“Sanghyang Dedari: Kajian Teks dan Konteks”. Panggung, 18 ( 1), 41-53.
Pramutomo, RM. (2007). Etnokoreologi Nusantara Batasan Kajian Sistematika dan Aplikasi Keilmuannya. Surakarta: ISI Press.
Ritzer, G. dan Douglas J. G. (2014). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Soeratman, D. (1989). Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939. Yogyakarta: Tamansiswa.
Widyastiningrum, S. R. (2012). Revitalisasi Tari Gaya Surakarta. Surakarta: ISI Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.