Perubahan Ronggeng Amen di Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran

Etty Suhaeti

Abstract


ABSTRACT


This paper discusses the changes of Ronggeng Amen in Padaherang district, Pangandaran regency. Some people argue that Ronggeng Amen is the development of Ronggeng Gunung, that is the earlier popular ronggeng in the area. The aim of the research is to find out the development of Ronggeng Amen as a folk art which were influenced by some factors, both internally and externally. The method of research is qualitative with a descriptive approach in its analysis. Data collection techniques employed are observations and interviews, with particularly practising a participant-observer method. Here, the researcher has involved directly in the performance of Ronggeng Amen. The result of the research shows that Ronggeng Amen is a collective activity of folk art which has been changed in several aspects because of the changing era, without leaving its traditional values.


Keywords: Tradition folka art, Ronggeng Amen, development of the art


ABSTRAK


Tulisan ini membahas tentang perubahan Ronggeng Amen di Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, yang merupakan perkembangan dari Ronggeng Gunung, jenis ronggeng yang lebih dulu popular di wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Ronggeng Amen sebagai bentuk kesenian rakyat yang sudah mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi lapangan dan wawancara, khususnya dengan observasi partisipasi, ketika peneliti ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan pertunjukan Ronggeng Amen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertunjukan Ronggeng Amen merupakan sebuah aktivitas kolektif kesenian rakyat yang sudah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, namun tidak meninggalkan nilai-nilai tradisi.


Kata Kunci: Kesenian rakyat, Ronggeng Amen, perkembangan seni


Full Text:

PDF

References


Barker, C. (2000). Cultural Studies. Bandung: PT. Bentang Pustaka.

Caturwati, E. (2006). Perempuan dan Ronggeng di Tatar Sunda, Telaah Sejarah Budaya. Bandung: Pusat Kajian Lintas Budaya dan Pembangunan.

Herdini, H. (2012). Estetika Karawitan Tari Sunda. Panggung 22 (3), 256-266.

Lubis, H., N. & U. Darsa. (2015). Perkembangan Ronggeng Sebagai Seni Tradisi di Kabupaten Pangandaran. Panggung 25 (1), 71-80.

Heriyawati, Y. (2016). Seni Pertunjukan dan Ritual. Yogyakarta: Ombak.

Narawati, T. (2003). Wajah Tari Sunda dan Masa ke Masa. Bandung: P4ST UPI.

Simatupang, L. (2013). Pergelaran Mozaik Penelitian Seni. Yogyakarta: Jala Sutra.

Upandi, P. (2010) Gamelan Salendro Gending Dikawih Kepesindenan. Bandung: Lubuk Agung.

Purwanti, D. (2017). Ibing Lulugu dalam Kesenian Ronggeng Amen Grup Baranang Siang. (Skripsi). Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Tim Penulis. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widyastutieningrum, S. R. (2004). Sejarah Tari Gamyong. Surakarta: Citra Etnika Surakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v29i1.812

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021