Mencari Teater Modern Indonesia Versi Asrul Sani: Penelusuran Pascakolonial

Taufik Darwis

Abstract


ABSTRACT

 

Asrul Sani, along with Chairil Anwar and Rivai Apin, may sound familiar and renowned in litera­ ture, in spite of theatre, as one of the major literary figures of Angkatan ’45. Asrul Sani’s name might be known widely by the theatre activists and actors only as a translator. His name is observed because it is often cited in the translated drama text which is selected to be played. Those who are more observant and seriously wanted to explore their ability in acting will also find his name in the elderly book about acting methodology belongs to one of the Russian theatrical figures – again as a translator. Perhaps, we are practically unconcern about why his name is frequently cited as a trans­ lator in dramatic literature and our theatre, because we never seem to have dispute with the practice of translation itself. Therefore, the writing is directed to investigate and discover the substance that become the fundamental of his idea in the translation practice, and biographically, to disclose Asrul Sani’s influence (his consideration) toward the development of Indonesian theatre nowadays.

 

Key words: Indonesian modern theater, postcolonial

 

 

ABSTRAK

 

Asrul Sani, sama seperti Chairil Anwar dan Rivai Apin, mungkin terdengar tidak asing dan sangat terkenal dalam bidang sastra, selain teater, sebagai salah satu tokoh sastra uta- ma dari Angkatan ‘45. Nama Asrul Sani mungkin dikenal secara luas oleh para aktivis teater dan para aktor hanya sebagai penerjemah. Namanya diperhatikan karena sering dikutip dalam teks drama terjemahan terpilih untuk dimainkan. Mereka yang lebih jeli dan secara serius ingin mengeksplorasi kemampuan mereka dalam berakting juga akan mendapatkan namanya dalam buku tua tentang metodologi akting milik salah seorang tokoh teater Rusia - juga sebagai penerjemah. Mungkin, secara praktis kita tidak peduli me- ngapa namanya sering disebut sebagai penerjemah dalam literatur drama dan teater kita, karena tampaknya kita tidak pernah melakukan perdebatan dengan praktek penerjemahan itu sendiri. Oleh karena itu, penulisan ini diarahkan untuk menyelidiki dan menemukan substansi yang menjadi dasar idenya dalam praktek penerjemahan, dan secara biografis, untuk mengungkap pengaruh (pertimbangan) Asrul Sani terhadap perkembangan teater di Indonesia saat ini.

 

Kata kunci: Teater modern Indonesia, pascakolonial


Full Text:

PDF

References


Afrizal Malna dan Hare Rumemper (Ed).

Beberapa Pemikiran Tentang Pe­ mentasan Naskah Barat Oleh Teater Indonesia. Jakarta: Goethe-Insti- tut.

Ajip Rosidi (penyunting),

Asrul Sani 70 Tahun (Penghargaan dan Penghormatan). Jakarta: Pus- taka Jaya.

Ania Lomba.

Kolonialisme/Pascakolonialisme.

Yogyakarta:Bentang Budaya.

Ashcroft, Bill, Gareth Griffths, Helen Tiffin

Menelanjangi Kuasa Bahasa. Yog- yakarta: Qalam.

Asrul Sani dan Ajip Rosidi (penyunting)

Surat­Surat Kepercayaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

F. Tommy Awuy (penyunting)

Teater Indonesia: Konsep, Sejarah,

dan Problema. Jakarta: Dewan

Kesenian.

Foulcher, Keith dan Tony Day (Ed).

Clearing A Space: Kritik Pasca Ko­ lonial tentang Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor

Gandhi, Leila.

Postcolonial Theory: A critical In­ truduction, St. Leonards: Allen & Unwin.

Lephen Purwarahaja (Penyunting).

Ideologi Teater Modern Kita.

Yogyakarta: Pustaka Gondho

Suli.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v23i2.93

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021