Kesundaan dalam Keindonesiaan: Memahami Sajak Sunda Tahun 1950-an

Teddi Muhtadin

Abstract


Tulisan ini berfokus pada pemahaman sajak Sunda yang ditulis tahun 1950-an. Tujuannya
untuk mengungkap representasi kesundaan dalam bingkai keindonesiaan. Tujuan tersebut
dicapai dengan menggunakan teori semantik semiotika. Hasilnya untuk mengungkapkan
bahwa secara semantik, sajak Sunda didominasi oleh tanda ikonis diagramatis dan tanda
ikonis metaforis. Tanda ikonis diagramatis menempatkan keindonesiaan di depan kesundaan
dan tanda ikonis metaforis menggambarkan bahwa keindonesiaan dapat dijelaskan dengan
tradisi kesundaan. Artinya bahwa keindonesiaan terkandung di dalam kesundaan. Selain itu,
terungkap pula identitas kesundaan berubah seiring berubahnya bingkai keindonesiaan. Ketika
pada tahun 1950-an bingkai keindonesiaan menyempit dan menjadikan kesundaan tereksklusi,
maka kesempatan tersebut dipakai untuk melihat dan memahami kesundaan kembali. Dalam
pertemuannya dengan keindonesiaan yang menjadi tujuan kesundaan, kesundaan pun
menemukan kesundaan yang paling primordial sekaligus berusaha mengatasi kesundaan yang
berorientasi kejawaan.

Kata kunci: sajak, sunda, gerakan kesundaan

References


Dienaputra, R. D., dkk. (2021). Multikulturalisme Kebudayaan Daerah Cirebon. Panggung: Jurnal Seni dan Budaya, 31, 250–262. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/panggung. v31i2.1313

Ikhwan, N. (2022). Kerukunan Hidup Melalui Seni dan Budaya Nusantara. Panggung: Jurnal Seni dan Budaya, 32, 480–490.

Magee, B. (2001). The Story of Philosophy: A Concise Introduction to the World’s Greatest Thinkers and Their Ideas. Diterjemahkan oleh Widodo, dkk. (2012). The Story of Philosophy: Kisah tentang Filsafat. Yogyakarta: anisius.

Moriyama, M. (2013). Sundanese Print Culture and Modernity 19th-century West Java. Diterjemakan oleh Dibia, I Wayan. (2013). Semangat Baru: KolonialismeBudaya Cetak, dan Kesastraan Sunda Abad ke-19. Depok: Komunitas Bambu.

Mulyono, I., dkk. (1979). Puisi Sunda: Selepas Perang Dunia Kedua 2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rosidi, A. (1966). Kesusastran Sunda Dewasa Ini. Jatiwangi: Tjupumanik.

________. (1989). Jante Arkidam. Bandung: Pustaka.

________. (2010). Gerakan Kasundaan. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Rosidi, A., & Sutiasumarga, R. (1963). Kandjutkundang: Prosa djeung Puisi Sunda sabada Perang. Djakarta.

Rusyana, Y. (1969). Galuring Sastra Sunda. Bandung: Gununglarang.

Sajudi. (1963). Lalaki di Tegal Pati. Bandung: Kiwari.

van Zoest, A. (1993). Semiotiek, Overteken, hoe ze werken en wat we ermee doen. Diterjemahkan oleh Soekowati,

Ani.(1993). Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v33i2.2620

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021