Pemanfaatan Ruang Publik Bagi Pengembangan Wisata Berbasis Seni Budaya Lokal

Neneng Yanti Khozanatu Lahpan, Bagas Dwipantara Putra, Iip Sarip Hidayana, Winna Shafanissa

Abstract


Ruang publik merupakan elemen penting dalam pengembangan pariwisata budaya, khususnya sebagai ruang bagi disajikannya atraksi seni. Dorongan pemerintah melalui UU Kepariwisataan Nomor 10 tahun 2009 dan UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017 telah mendorong sejumlah kelompok masyarakat berinisiatif dalam mengembangkan ruang publik untuk kepentingan pengembangan seni budaya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui pariwisata budaya. Salah satunya dalah Rumah Budaya CKLT di desa Cijambe kecamatan Cikelet, Garut, yang memiliki fokus pada pendampingan dalam rekonstruksi maupun revitalisasi seni tradisi dan penyelenggaraan kegiatan budaya yang dikemas menjadi daya tarik wisata. Melalui pendekatan participatory action research (PAR), penelitian ini menekankan pentingnya aspek pemberdayaan masyarakat, dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam penelitian. Metode dalam pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan FGD. Community-based tourism merupakan konsep penting dalam melihat keterlibatan masyarakat dalam pengemasan paket wisata ini. Hasilnya adalah 1) pendeskripsikan potensi seni dan aktivitas budaya di desa yang dapat menjadi materi atau bahan dalam pengemasan paket seni, 2) ruang publik di Rumah Budaya CKLT didesain sedemikian rupa agar dapat memenuhi fungsi ruang atraksi seni budaya yang dapat manjadi tujuan dari kunjungan pariwisata, 3) pengemasan paket wisata seni dapat dikembangkan sebagai sarana untuk peningkatan ekonomi masyarakat

Kata kunci: ruang publik, pariwisata budaya, pengemasan seni budaya, peningkatan ekonomi

References


Al-Ababneh, M. (2020). Creative cultural tourism as a new model of the relationship between cultural heritage and tourism. International Journal of Hospitality and Tourism Studies 1(1), 39- 44.

Amin, A., Akil, A., & Patandianan, M. (2014). Kajian Nilai dan Fungsi Sosial Ruang Publik Studi Kasus: Kawasan Pantai Losari Makassar. Jurnal Wilayah dan Kota Maritim, 2(1), 11-22.

Choirunnisa, I., & Karmilah, M. (2021). Strategi Pengembangan Pariwisata Budaya Studi Kasus: Kawasan Pecinan Lasem, Kampung Lawas Masepati, Desa Selumbung. Jurnal Kajian Ruang, 1(2), 89-109.

Du Cross, H., & McKercher, B. (2015). Cultural Tourism. New York: Routledge. Haryanto, J. T. (2014). Model Pengembangan Ekowisata Dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi Daerah Studi Kasus Provinsi DIY. Jurnal Kawistara, 4(3), 225330.

Hidayana, I. (2020). Kesenian Terebang Sejak Kampung Dukuh Cikelet Kabupaten Garut sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan. Etnika, 4(1), 23-33.

Hidayana, I., & Lahpan, N. (2022). Makna Budaya Pohon Aren dalam Pendekatan Ekologi Budaya di Kampung Adat Dukuh, Cikelet, Garut. Panggung, 32(4), 436-451.

Komala, A. N., & Bava, S. (2022). The Existence of Mak Yong Mask Performance as Mantang Island Tourism Attraction. International Journal of Performing Arts, 1(1), 1-11.

Larasati, N. K. R., & Rahmawati, D. (2017). Strategi Pengembangan Pariwisata Budaya yang Berkelanjutan Pada Kampung Lawas Maspati, Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 6(2), 529533. doi:https://doi.org/10.12962/j23373539. v6i2.25024

Lynch, K. (1960). The Image of the City. Cambridge, MA: MIT Press. Madanipour, A. (2003). Public and Private Spaces of the City. New York: Routledge.

Moleong, L. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Murdyastomo, A. (2010). Pariwisata dan Pelestarian Seni Tradisi Menyongsong Yogyakarta Pusat Budaya 2020. Jurnal Informasi, 36(2), 77-87.

Permatasari, I. (2022). Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali. KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa, 16(2), 164- 171. doi:https://doi.org/10.22225/ kw.16.2.2022.164-171

Pitanatri, P. D. S. (2021). Pariwisata Budaya dalam Tinjauan Riset: Dulu, Kini dan Nanti. Bali: Bali Tourism Polytechnic.

Prathama, A., Nuraini, E., & Firdausi, Y. (2020). Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan dalam Perspektif Lingkungan (Studi Kasus Wisata Alam Waduk Gondang di Kabupaten Lamongan). Jurnal Sosial Ekonomi dan Politik, 1(3), 29-38.

Rahmi, S. (2016). Pembangunan Pariwisata dalam Perspektif Kearifan Lokal. Jurnal Reformasi Universitas Muhamadiyyah Mataram, 6(1), 3-9.

Rohaeni, A., & Emilda, N. (2021). Wisata Religi Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Adat Kampung Dukuh. Jurnal Panggung, 31(3), 426-438.

Sari, A. (2014). Penerapan Konsep Green Economy Dalam Pengembangan Desa Wisata Sebagai Upaya Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi Pada Dusun Kungkuk, Desa Punten Kota Batu). Jurnal Administrasi Publik Mahasiswa Universitas Brawijaya, 2(4), 765770.

Sari, R., & Wijaya, S. (2019). Peran Kegiatan Sosial dan Budaya dalam Memperkuat Rasa Kebersamaan Masyarakat. Jurnal Pendidikan Humaniora, 7(2), 81-90.

Soedarsono, R. (2003). Seni Pertunjukan dari Perspektif Politik, Sosial, dan Ekonomi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sunjayadi, A. (2019). Pariwisata di HindiaBelanda 1891-1942. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia-EFEO.

Vaughn, L. M., & Jacquez, F. (2020). Participatory Research Methods Choice Points in the Research Process. Journal of Participatory Research Methods, 1 (1), 1-13. https://doi. org/10.35844/001c.13244

Yoeti, A. (2002). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Jakarta: Pradnya Paramita




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v34i2.3368

Refbacks

  • There are currently no refbacks.