Estetika Adegan Bondres Wayang Tantri oleh Dalang I Wayan Wija

I Dewa Ketut Wicaksandita, I Ketut Sariada, Hendra Santosa

Abstract


ABSTRACT
Bebondresan is a scene that is raised in order to entertain the audience. The scene of the bonding on the
Tantri puppet play Bhagawan Kundala Nangun Yadnya by Dalang Wija was brought up with a variety
of creativity that no other Dalang had ever done. This gave rise to appreciation in the form of applause
from the audience who indicated the fulfillment of the wonderful taste of the aesthetic values that emerged.
The main purpose of this research is to find out the aesthetics of the bebondresan scene. The research
method in the form of observation, interviews and documentation is the source of data acquisition by the
author, which is then reduced and analyzed using instrumental aesthetic theory and aesthetic theories
of aesthetics. The results of this study later found that the form of the bondres scene was formed visually
in the form of three puppet Bondres namely, men holding drums, sexy women and agile old women,
the structure consisted of three two-dimensional leather puppets, a drum and tambourine combined
through puppet play patterns, musical instruments and vocal wayang dialogues. The aesthetics of the
Bondres scene lies in, (1) ‘interrelations’, namely wholeness which is seen from the interrelationship,
integration and harmony in the elements forming the scene; (2) ‘complexity’ that is interwoven between
the elements in the structure that are staged through complex playing patterns; (3) ‘prominence’ which
is the presentation of the results of the achievement of creativity by Dalang Wija which is seen from the
characteristics of the artwork, the background of the mastermind’s abilities and his motivation.
Keywords: Bondres Scene, Wayang Tantri, I Wayan Wija
ABSTRAK
Adegan bondres merupakan sebuah adegan yang dimunculkan dengan tujuan untuk
menghibur penonton. Adegan bondres pada wayang Tantri lakon Bhagawan Kundala Nangun
Yadnya oleh Dalang Wija dimunculkan dengan beragam kreativitas yang tidak pernah
dilakuakn Dalang lain. Hal ini memunculkan apresiasi berupa tepuk tangan dari penoton yang
mengindikasikan terpenuhinya rasa nikmat indah atas nilai estetis yang muncul. Tujuan utama
penelitian ini ialah untuk mengetahui estetika dari adegan bebondresan. Metode penelitian
berupa observasi, wawancara dan dokumentasi menjadi sumber perolehan data oleh penulis
yang selanjunya direduksi dan dianlisis menggunakan teori estetika instrumental dan teori
estetika sifat estetis. Hasil penelitian ini selajutnya menemukan bahwa wujud adegan bondres
ini terbentuk secara visual berupa tiga wayang bondres yaitu, pria memegang kendang, wanita
sexy dan wanita tua lincah, strukturnya terdiri atas tiga buah wayang kulit dua dimensi, sebuah
kendang dan tamborin yang dikombinasi melalui pola bermain wayang, alat musik dan vokal
dialog wayang. Estetika adegan bondres ini terletak pada, (1) ‘keterkaitan’ yaitu keutuhan yang
dilihat dari keterkaitan, keterpaduan dan harmoni pada elemen-elemen pembentuk adegan;
(2) ‘kerumitan’ yang terjalin di antara elemen-elemen pada struktur yang dipentaskan melalui
pola bermain yang kompleks; (3) ‘penonjolan’ yaitu presentasi hasil pencapaian kreativitas
oleh Dalang Wija yang dilihat dari ciri-ciri karya seni, latar belakang kemampuan dalang dan
motivasinya.
Kata Kunci: Adegan Bondres, Wayang Tantri, I Wayan Wija


Full Text:

PDF DOWNLOAD

References


Cahya dkk, 2012 “Konsep Nyari dalam ranah

Estetika Pertunjukan Wayang Golek.”

Panggung 22 (4): 17

https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/

article/view/67/67

Creswell, J. W. 2015. Penelitian Kualitatif Dan

Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Gie, The Liang. 2004. Filsafat Keindahan.

Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna

(PUBIB).

Marajaya, I Made. 2015. Buku Ajar Estetika

Pedalangan. Denpasar: Fakultas Seni

Pertunjukan Institut Seni Indonesia

Denpasar.

Padmodarmaya, Pramana. 1983. Tata Dan

Teknik Pentas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Qodri, Muh. Syahrul. 2018. “Konsep

Kesempurnaan Tokoh Wong Menak

Dalam Wayang Sasak.” Panggung

(3): 317–30. https://jurnal.isbi.ac.id/

index.php/panggung/article/view/471/

pdf.

Riyanto, Sayid Mataram; Bedjo. 2018.

“Perkembangan Wayang Alternatif

Di Bawah Hegemoni Wayang Kulit

Purwa.” Panggung 28(1): 1–15. https://

jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/

article/view/440/pdf.

Sedana, I Nyoman. 2016. “Teori Seni Cipta

Konseptual.” In Proseding Seminar

Nasional Seni Pertunjukan Berbasis

Kearifan Lokal, ed. I Nyoman Sedana.

Denpasar: Fakultas Seni Pertunjukan,

Kementrian Riset dan Teknologi Tinggi

Republik Indonesia, Institut Seni

Indonesia Denpasar., 34–48.

Seramasara, I. G. 2005. “Keberadaan Wayang

Kulit Sebagai Dinamika Budaya Di

Era Modernisasi.” Jurnal Ilmiah Seni

Pewayangan 04(01): 01-11.

Sudirga, I. Komang. 2015. “I Wayan Wija

Seorang Inovator Dan Pelestari Wayang

Gaya Sukawati.” In Sekar Jagat Bali Jilid

II, Denpasar: UPT Penerbitan Institut

Seni Indonesia Denpasar, 86–100.

Sugiartha, I Gede Arya. 2015. “Pergulatan

Ideologi Dalam Penciptaan Musik

Kontemporer Bali.” Panggung 25(2):

–36. https://jurnal.isbi.ac.id/index.

php/panggung/article/view/3/5.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung:

ITB.

Wicaksandita, I Dewa Ketut. 2018. “Bentuk

Dan Gerak Wayang Kaca Dalam Pentas

Wayang Tantri Sebuah Kreativitas Seni

Modern Berbasis Kebudayaan Lokal.”

Pantun 3(1): 28–41. https://jurnal.

isbi.ac.id/index.php/pantun/




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v30i1.1146

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021