“Wayang Kreatif” Performance of Teater Koma and Its Audience
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v27i3.273Abstract
ABSTRAK
Teater Koma merupakan teater modern yang berhasil bertahan selama 40 tahun, dari tahun 1977 sampai sekarang. Perjalanan yang cukup panjang, mendudukkan Teater Koma sebagai teater yang mampu menyajikan pelbagai lakon teater, baik yang berasal dari para dramawan dan sastrawan dunia maupun yang hasil ciptaan sendiri oleh Riantiarno, sebagai pendiri utamanya. Salah satu kumpulan lakon ciptaan Riantiarno adalah lakon-lakon wayang yang dikemas dengan sebutan wayang kreatif. Pertunjukan wayang kreatif Teater Koma ini menjadi objek material yang dipilih untuk didekati dengan paradigma sosiologi seni dan komunikasi seni teater. Pendekatan yang digunakan adalah teori sosiologi seni dari Arnold Hauser dan teori komunikasi efektif dari Gudy Kunst. Adapun hasilnya dapat ditemukan bahwa Teater Koma sebagai teater rakyat perkotaan telah memberikan apresiasi seni kepada publiknya dengan menjalin relasi kepada publiknya melalui berbagai cara, termasuk dengan memanfaatkan media sosial, misalnya memesan tiket secara online. Selain itu, publiknya yang berasal dari segala lapisan masyarakat di Jakarta telah pula dihibur melalui humor-humor kritis yang terdapat dalam setiap pertunjukan wayang kreatif tersebut. Tindakan tersebut membawa interaksi yang berlangsung terus menerus dengan publiknya, sehingga membangun publik yang fanatik terhadap Teater Koma. Kata kunci: Teater Koma, teater rakyat perkotaan, wayang kreatif, publik
ABSTRACT
Teater Koma is a modern theatre, which has been existing for 40 years since 1977 until today. The group has successfully performed various plays, both wri! en by the world playwrights and by Riantiarno himself as the main founder, an actor, and a play writer. Some of the Riantiarno’s plays are puppet plays called wayang kreatif (a creative puppet). The wayang kreatif performance of Teater Koma is the material object of this study, which is approached by the paradigm of the sociology of art and the communication of theatre arts, especialy by applying the theory of Arnorld Hauser’s sociology of art and Gudykunst’s effective communication theory. The result shows that Teater Koma as an urban folk theatre has been serving its audience with its variety shows promoted through diff erent media, including by utilizing social media, such as booking the ticket online to reach wider audiences. Moreover, its audiences come from diff erent levels of social classes in Jakarta, and they were entertained by sarcastic humors contained in the wayang kreatif performance. These activities maintain the continous interaction between the group and its audiences, so that the grup builds its loyal audiences. Keywords: Teater Koma, urban folk theatre, wayang kreatif, communication, audiences
References
Abercrombie, Nicholas, Stephen hill, Bryan S. Turner
Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arthur S. Nalan
Dramawan & Masyarakat: Paradigma Sosiologi Seni. Yogyakarta: Ombak.
Arthur S. Nalan, Retno Dwimarwati, Yadi Mulyadi
Etnopedagogik Lakon wayang dalam Produksi Pertunjukan Teater Koma, hasil Penelitian Fundamental yang didanai DP2M Kemenristekdikti. Bandung: Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Creswell, Jhon W.
Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih di antara lima pendekatan,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Debord, Guy
The Society of The Spectacle. New York: Zone Books.
Hauser, Arnold
The Sociology of Art, translated by Kenet J Northcott, London, Henley. Melbourne: Routledge, Kegan Paul.
Griffin EM (ed)
A First Look At Communication Theory. Sixth edition. New York: Mc Graw Hill.
Jenk, Chris
Culture: Studi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
N. Riantiarno
Republik Wayang: Kumpulan lakon wayang. Jakarta: Grasindo.
Purwadi
Kamus Jawa-Indonesia Populer. Yogyakarta: Media Abadi.
R.M. Soedarsono
Wayang Wong: Drama tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sanderson, Stephen K
Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. Edisi kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sapardi Djoko Damono
Mengapa Ksatria Memerlukan Panakawan? Jakarta: Pasca IKJ.
Save M. Dagun
Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.