Makna Simbolik dalam Kawih-Kawih Ngangkring Cariu Desa Sukadana Kabupaten Ciamis

Authors

  • Ahmad Rizky Fauzi Bidang Kebudayaan Disbupora Kabupaten Ciamis, Indonesia
  • Yudi Fauzian Seniman Sanggar Seni Gentra Sariksa Sukadana Ciamis, Indonesia
  • Annastasya Nur Intandian Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v35i1.3693

Keywords:

Cariu, Kawih, Ngangkring, Symbolic Meaning, Tutunggulan

Abstract

Ngangkring adalah seni yang masih terjaga hingga sekarang di Dusun Cariu Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis. Ngangkring termasuk dalam seni tetabuhan dengan alat utamanya lisung dan halu. Lirik Ngangkring berbahasa Sunda buhun dan memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi. Nilai-nilai filosofis tersebut dapat diketahui dari makna simbolik di dalamnya. Berdasarkan latar belakang tersebut membuat penulis tertarik untuk mengkaji mengenai apa itu seni Ngangkring di Dusun Cariu, bagaimana makna simbolik pada syair kawihkawih dalam seni Ngangkring, dan apa nilai-nilai yang berguna untuk kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi dan penyajian data menggunakan metode deskriptif. Nilai yang terkandung dalam kawih-kawih Ngangkring yaitu nilai religi, peduli alam, bekerja keras, tatakrama, tidak berharap kepada manusia, bersikap tenang, bersikap dewasa, jangan rakus, jika menginginkan sesuatu maka harus berusaha keras, dan berbakti kepada orang tua.

References

Aditya, Iwang Rusniawan, and Ahmad Rizky Fauzi. 2023. Pustaka Bumi Sukadana : Sebuah Catatan Penelusuran, Pengkajian Dan Pengungkapan Sejarah Desa Sukadana. 1st ed. Ciamis: Rumah Cemerlang Indonesia.

Asyari, Muchamad Munawir, Erik Aditia Ismaya, and Muhammad Noor Ahsin. 2021. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi Apitan Masyarakat Singocandi Kudus.” WASIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan 2(1):34–40. doi: 10.24176/wasis.v2i1.5764.

Darsim. 2010. Tutunggulan/ Ngangkring Kampung Cariu. Ciamis: Paguyuban Kabuyutan Cariu (Tidak diterbitkan).

Desa, Pemerintah. 2021. “Profil Desa Sukadana.” in Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Sukadana Tahun 2021-2027, edited by Sutadi. Ciamis: Pemerintah Desa Sukadana.

Dewi, Endah Kania, Toni Setiawan Sutanto, and Engkur Kurdita. 2022. “Pembelajaran Kawih Sunda Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Di Kelas 7a SMP Negeri 1 Pasawahan.” SWARA : Jurnal Antologi Pendidikan Musik 2(3):21–28.

Dharmojo. 2005. Sistem Simbol Dalam Munaba Waropen Papua. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Fatimah, Lilis Nurul. 2022. “Makna Lirik Lagu Kurung Manuk Dalam Kesenian Gondang Buhun Kampung Adat Kuta Ciamis.” Paraguna: Ilmu Pengetahuan, Pemikiran, Dan Kajian Seni Karawitan 9(2):1–14.

Fauzi, Ahmad Rizky. 2023. “Eksistensi Tradisi Hajat Bumi Cariu Di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis.” Jurnal Artefak 10(1):13. doi: 10.25157/ja.v10i1.9164.

Halil, Muamar Abd. 2016. “Kajian Budaya Sastra Lisan Pandara Dan Sisindiran Muamar Abd. Halil.” Edukasi 14(1):423–42.

Hendrayana, Dian, Reiza Dienaputra, Teddi Muhtadin, and Widyo Nugrahanto. 2020. “Pelurusan Istilah Kawih, Tembang, Dan Cianjuran.” Panggung 30(3):411–24. doi: 10.26742/panggung.v30i3.1268.

Hidayatuloh, Sarip. 2019. “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Upacara Adat Ngikis Di Situs Karangkamulyan Kabupaten Ciamis.” Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 11(1):97. doi: 10.30959/patanjala.v11i1.445.

Kalsum. 2010. “Kearifan Lokal Dalam Wawacan Sulanjana: Tradisi Menghormati Padi Pada Masyarakat Sunda Di Jawa Barat, Indonesia.” Sosiohumanika 3(1):79–94.

Khoirunnisa. 2018. “Makna Simbolik Tanda Pada Upacara Wisuda Lengger Di Desa Gerduren Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas.” Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Koswara, Deni. 2011. “Puisi Sisindiran Bahasa Sunda Di Kabupaten Bandung (Kajian Isi Dan Fungsi) Sisindiran.” 245–59.

Kusmintayu, Norma. 2014. “Upacara Tradisional Sedekah Laut Di Kabupaten Cilacap (Tinjauan Makna, Kearifan Lokal Dan Relevansinya Dengan Pembelajaran Indonesia Di SMA/SMK).” Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhyidin, Asep, and dkk. 2014. Kajian Dakwah Multiperspektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurjannah, Rinna. 2013. “Makna Simbolik Yang Terdapat Pada Kesenian Tradisional Bokoran Dalam Upacara Adat Mitoni Di Desa Sidanegara Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.” Universitas Negeri Yogyakarta.

Rimansyah, Nurdin. 2014. “Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda Di Ciamis Jawa Barat (Tema: Reinterpreting Tradition).” Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Rohidi, and Tjetjep Rohendi. 2000. Ekspresi Seni Orang Miskin : Adaptasi Simbolik Terhadap Kemiskinan. Bandung: Nuansa Candikia.

Soegandi, Eryina Noer Zakhia, and Ahmad Rizky Fauzi. 2023. “Makna Dan Pengaruh Pantrang Cariu Dalam Masyarakat Desa Cariu Kabupaten Ciamis Jawa Barat.” Metahumaniora 13(3):211–19. doi: 10.24198/metahumaniora.v13i3.50842.

Soepandi, Atiek, and Umsari. 1985. Kakawihan Barudak Nyanyian Anak-Anak Sunda. Bandung: Depdikbud Dirjen Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara.

Sulasman, and Fadlil Yani Ainusyamsi. 2014. “Islam, Seni Musik, Dan Pendidikan Nilai Di Pesantren.” Panggung 24(3). doi: 10.26742/panggung.v24i3.120.

Sumarsam. 2018. Memaknai Wayang Dan Gamelan: Temu Silang Jawa, Islam, Dan Global. Yogyakarta: Gading.

Wulandari, W., A. Cahyana, and A. M. Falah. 2021. “Perkembangan Kesenian Tutunggulan Kampung Sambawa Kabupaten Tasikmalaya.” ATRAT: Jurnal Seni Rupa 215–22.

Zulhendra, Bayu. 2018. “Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Dari Desa Menjadi Kampung Adat (Desa Adat) Di Desa Lubuk Jering Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak.” Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Downloads

Published

2025-03-01

How to Cite

Fauzi, A. R., Fauzian, Y., & Nur Intandian, A. (2025). Makna Simbolik dalam Kawih-Kawih Ngangkring Cariu Desa Sukadana Kabupaten Ciamis. Panggung, 35(1), 41–59. https://doi.org/10.26742/panggung.v35i1.3693

Citation Check