Makna ‘Seneng lan Kemringet’ dalam Festival Lima Gunung
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v28i1.500Abstract
Abstract
This article aims to discover the meaning of the expression ‘seneng lan kemringet’ at FLG (Festival Lima Gunung) in Magelang. The expression ‘seneng lan kemringet’ gives an opportunity to anybody who involved to reveal his existence and to speak about the essence of himself. By building a sense of familiarity, direct involvement in art activities, and dialogue with the farmers about circumstances in the field, it will be possible to reveal the meaning behind the expression ‘seneng lan kemringet'. The research results showed that within the expression 'seneng lan kemringet', there is vitality as a fundamental asset for the FLG sustainability. ‘Seneng lan kemringet’ can also be understood as an autonomy and self-actualization. Additionally, 'seneng lan kemringet' is a part of a game with the goal of displaying self-existence. Finally, ‘seneng lan kemringet’ is an embodiment of self-esteem.
Keywords: ‘seneng lan kemringet’, vitality, and game
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui makna ungkapan ‘seneng lan kemringet’ pada Festival Lima Gunung (FLG) di Magelang. Ungkapan ‘seneng lan kemringet’ memberi kesempatan bagi yang terlibat untuk mengungkapkan keberadaannya dan berbicara tentang hakikat dirinya. Dengan keakraban, keterlibatan langsung dalam aktivitas kesenian, dan berdialog dengan petani atas kenyataan-kenyataan di lapangan, akan dapat disingkap makna di balik ungkapan ‘seneng lan kemringet’ tersebut. Hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa di dalam ungkapan ‘seneng lan kemringet’ tersimpan daya hidup sebagai modal dasar keberlanjutan FLG. ‘Seneng lan kemringet’ juga dimaknai sebagai otonomi dan aktualisasi diri. Selain itu, ‘seneng lan kemringet’ adalah bagian dari permainan dengan tujuan untuk memperlihatkan eksistensi diri. Pada akhirnya, ‘seneng lan kemringet’ merupakan kebanggaan diri.
Kata kunci: ‘seneng lan kemringet’, daya hidup, dan permainan
References
Awuy, T. F. (2004).Sisi Indah Kehidupan Pemikiran Seni dan Kritik Teater. Jakarta: MSPI.
Bertens, K. (1987). Panorama Filsafat Modern. Jakarta: Gramedia.
Bruner, E. M. (1986). “Eksperience and Its Ekspression” dalam Victor Turner, and Edward M. Bruner, The Anthropology of Experience.Urbana-Champaign: University of Illionis Press.
Chahya, I. N., (2016). Intensitas Budaya dalam Dunia Kepenarian, Panggung,26, (3), 295-307.
Dale, A. (2014). Community Vitality, Toronto: Rebecca Foon, Yuill Herbert, Rob Newell
Dibia, I. W., Widaryanto, F.X., dan Suanda, E. (2006). Tari Komunal. Jakarta: LPSN.
Huizinga, J. (1990). Homo Ludens.Diterjemahkan oleh Hasan Basri. 1990. Homo Ludens, Fungsi dan Hakekat Permainan dalam Budaya. Jakarta: LP3ES.
Jandra, M. (2003). “Rekonstruksi Visi Baru Islam Tentang Seni Lokal Nusantara: Suatu Kajian Tentang Nilai-Nilai yang Mendasarinya” dalam M. Thoyibi, Yayah Kisbiyah, dan Abdullah Aly. Sinergi Agama dan Budaya Lokal, Dialektika Muhammadiyah dan Seni Lokal. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
KBBI, 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Khavari, K. A. (2006). Spiritual Intelligence: A Practical Guide to Personal Happiness.Diterjemahkan oleh Khalil A. Khavari. 2006. The Art of Happiness, Menciptakan Kebahagiaan dalam Setiap Keadaan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Koentjaraningrat (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka
Kusuma, A. (2013). “Kenapa Loe Kagak Cinta Gue”dalam Sendang Sungsang. Magelang: Komunitas Lima Gunung.
Kusumo, S. W., (2004). Hanuman, Tarsan, dan Homo Erectus, Jakarya: Ku/Bu/Ku.
Mangunsuwito, S. A. (2002). Kamus Bahasa Jawa (Jawa-Jawa). Bandung: Yrama Widya
Maryanto, G. (2006). “Berkunjung ke Kaki Gunung Sebuah Percakapan dengan Komunitas Tutup Ngisor” dalam Lebur Performance, Teater, Art (edisi 04 Januari 2006), Yogyakarta: Yayasan Teater Garasi.
Nalan, A. S. (2006). Teater Egaliter. Bandung: Sunan Ambu Press.
Purwadi. (2003). Kamus Basa Kawi-Indonesia. Yogyakarta: Widyatama.
Rohidi, T. R. (2000). Ekspresi Seni Orang Miskin, Adaptasi Simbolik Terhadap Kemiskinan. Bandung: Nuansa.
Rustopo.(2008).Jawa Sejati, Yogyakarta: Ombak dan Yayasan Nabil.
Rustopo. (1990). “Gendhon Humardani (1923 – 1983) Arsitek dan Pelaksana Pembangunan Kehidupan Seni Tradisi Jawa yang Modern
Mengindonesia Suatu Biografi.” Fakultas Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Scott, K. (2010). Community Vitality, A Report of the Canadian Index Wellbeing. Canada:Canadian Council on Social Development.
Simatupang, L. (2013). Pergelaran, Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya. Yogyakarta: Jalasutra.
Sobary, M. (2016). Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung, Jakarta: Gramedia.
Sunardi, S. (2012).Vodka dan Birahi Seorang “Nabi”. Yogyakarta: Jalasutra.
Supartono, T. (2016). Penciptaan Teater Tubuh, Panggung,26,(2), 208-221.
Supena, H. (2007). “Merawat Gunung, Merawat Peradaban” dalam Budaya Lima Gunung Belum Tergantung Trias Politika, Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, Menoreh. Magelang: Komunitas Lima Gunung.
Sutanto, M. (t.t.). Berlayar Bersama Jalaludin Rumi, Magelang: Waktoe.
Synnott, A. (2007). Tubuh Sosial Simbolisme, Diri, dan Masyarakat. Sumber Terj. The Body Social: Symbolism, Self, and Society (London and New York: Routledge, 1993). Yogyakarta: Jalasutra.
Van Baal, J. (1987).Geshiedenis en Groei van de Theorie der Culturele Anthropologie.Diterjemahkan oleh. Drs. J. Piry. 1970. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya, (Hingga Dekade 1970) Jilid 1. Jakarta: Gramedia.
Van Peursen, C.A. (1976). Strategie van de Cultuur. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko. 1976. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.