Ideologi Seni Rupa Indonesia Era 1990-an Pada Karya Tisna Sanjaya

Anggiat Tornado, H. Dadang Suganda, Setiawan Sabana, H. Reiza D. Dienaputra

Abstract


ABSTRACT

 

The 1990s was the spirit of the New Art Movement undeniable as the embryo of the development of art in the 1990s. Fine art combining all the art that developed (sculpture, painting and printma- king and performance art) by some of the artists who eventually become aesthetic choice. This re- search used emic and etic, semiotic and hermeneutic approach. The research result describes Tisna Sanjaya ideology in the process of creative work tends to raise the issue in this case social critic.Tisna Sanjaya more knows from the source which was appointed to be the theme of his work. Installation art and performace art are an art form that is recognized by Tisna that can communicate directly with the people who were subjected to his art. Tisna Sanjaya as an artist who has the inclination and ideology, art as follows: a) Awareness of the problems though art can not reply on the matter then and there, because art takes time to find the answer. b) Representation of the things that happen to be reported continuously up through artpeople can catch from the issues that are and have happened.

 

Keywords: Ideology,  Art in The 1990’s, Tisna Sanjaya

 

 

ABSTRAK

 

Era 1990-an adalah semangat Gerakan Seni Rupa Baru yang tak dapat dipungkiri sebagai embrio dari perkembangan seni rupa 1990-an. Seni rupa yang memadukan seluruh seni yang berkembangh (antara seni patung, seni lukis dan seni grafis dan performance art) berkembang dan mendapat tem- pat oleh beberapa seniman yang akhirnya menjadi pilihan estetikanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutik, semiotik dan etik dan emik.

Hasil penelitian memaparkan ideology Tisna Sanjaya dalam proses kerja kreatifnya cenderung mengangkat persoalan kritik sosial.. Tisna Sanjaya sebagai seniman yang memiliki kecenderungan dan memiliki ideologi,  seni sebagai berikut: a) Penyadaran terhadap persoalan walaupun seni tidak dapat menjawab dari persoalan tersebut saat itu juga , karena seni membutuhkan waktu untuk me- nemukan jawabannya. b) Representasi dari hal yang terjadi yang harus dikabarkan terus menerus hingga lewat seni orang dapat menangkap dari persoalan yang sedang dan pernah terjadi.

 

Kata kunci: Ideologi, Seni Era 1990-an, Tisna Sanjaya

 


Full Text:

PDF

References


Bagus Takwin

Akar-akar Ideologi. Yogyakarta: Jala- sutra

Jakob Sumardjo

Filsafat Seni. Bandung: ITB

M. Echols, John dan Hassan Shadily,

Kamus Bahasa Indonesia – Inggris.

Jakarta: Gramedia.

Nurdian Ichsan

Thesis: Seni Rupa Masa 1990-an, Ka- jian Seni Rupa dari Sudut Medan Sosial Seni yang Mengalami Peru- bahan Ruang Mediasi, ITB.

Rodee, Carlton Clymer, dkk

Pengantar Ilmu Politik. Erlangga

Setiawan Sabana

Spiritual Dalam Seni Rupa Kontem- porer di Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina se- bagai wilayah Kajian, Disertasi, ITB.

Sumber lain:

Katalog Jeprut: Football Print, Demokrasi Jengkol, Lodong for Peace, Bentara Budaya Jakarta, 2003

Makalah, Artikel

Seni Rupa yang Berpihak, FX. Harsono,




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v24i2.111

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021