Narasi Cahaya Kearifan Lokal Dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo

Dyah Gayatri Puspitasari, Setiawan Sabana, Hafiz Azis Ahmad

Abstract


ABSTRACT

 

Narrative is an important element in film. Its sequence has certain logic related to the meaning of film story. A film is the work of a director, its events sequence has accommodated certain message or in- tention of the director. The study of Sang Pencerah by Hanung Bramantyo applies the text visual nara- tive analysis using narrative theory of Genette and semiotics of Peirce as supporting theory. The result of the analyses finds out that Sang Pencerah is a film structure in three chapters with linier pattern. The light aspect correlated  with the meaning of enlightment seems to be used as the binding factor of the main story. By analysing various visual signs it is found that the enlightment idea (pencerahan) in the film is the western rationality of modernism versus Ahmad Dahlan. It is a rationality which manifests hospitality and local wisdom as a strong identity which balances the modernity.

 

Keywords: narrative, film, light, message, modernism

 

 

 

 

ABSTRAK

 

Narasi merupakan unsur penting dalam film. Urutannya mengandung logika tertentu yang berkaitan dengan makna cerita film. Film dapat dikatakan sebagai narasi yang merep- resentasikan realitas. Namun karena film merupakan gubahan sutradara, maka urutan peris- tiwa itu tentunya sudah dibubuhi pesan atau niatan tertentu sutradara. Dengan mengambil film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo sebagai studi kasus, dilakukan identifikasi pesan dan makna yang termuat di dalam film tersebut. Kajian ini menggunakan metode analisis teks visual naratif dengan teori narasi Genette dan semiotika Peirce sebagai pembantu. Dari hasil analisis struktur narasiditemukan bahwa Sang Pencerah merupakan film alur tiga babak dengan pola linier. Aspek cahaya yang dikorelasikan dengan makna pencerahan, tampak dimanfaat- kan sebagai pengikat rangkaian inti cerita. Melalui analisis berbagai penanda visual selanjutnya ditemukan bahwa gagasan pembaharuan (pencerahan) yang diketengahkan sutradara dalam film ini merupakanrasionalitas modernisme Barat versus Ahmad Dahlan. Sebuah rasionalitas yang mengejawantahkan kesantunan dan kearifan lokal sebagai keutuhan jati diri pengimbang kebaharuan.

 

Kata kunci: narasi, film, cahaya, pesan, modernisme


 


Full Text:

PDF

References


Bazin, Andre

What is Cinema, selected and trans.

Hugh Grey. Barkeley, Los Angeles, London: University of California Press.

Genette, Gerard

Narrative Discourse, trans. Jane E. Le- win, foreword by Jonathan Culler. New York: Cornell Unversity Press.

Himawan Pratista

Memahami Film. Yogyakarta: Home- rian Pustaka.

Monaco, James

How To Read A Film: The World of Mo- vies, Media, and Multimedia, New York: Oxford University Press.

Ricoeur, Paul

Time and Narrative, Volume 1. Chi- cago: The University of Chicago Press




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v26i4.206

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021