Perubahan Fungsi Ketuk Tilu Di Priangan (1900-2000-an)

Een Herdiani

Abstract


ABSTRACT

 

Ketuk tilu is one of traditional arts which lives and thrives in Priangan community. At the beginning of its creation, Ketuk tilu was allegedly an art having ritual functions to express gratitude as well as to beg for safety and prosperity of mankind. The history methode used to explain that matter. This research describes changes in the social life of Priangan society, especially after the entry of Islamic influence that was then followed with the influence of the West, the function of Ketuk tilu has changed from ritual into entertainment. After the independence of Indonesia, the creativity of community and the needs of aesthetic values began to grow and thrive in Priangan society, thus the function of Ketuk tilu has also changed into performing arts.

 

Keywords: changes, function, Ketuk tilu, priangan

 

 

 

 

ABSTRAK

 

Ketuk tilu merupakan salah satu  kesenian tradisional  yang hidup dan berkembang pada masyarakat Priangan. Pada awal kelahirannya, Ketuk tilu  diduga kuat sebagai kesenian yang berfungsi ritual untuk mengungkapkan syukur maupun memohon keselamatan dan kese- jahteraan umat manusia. Metode yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut adalah metode sejarah. Penelitian ini menjelaskan perubahan kehidupan sosial masyarakat Pri- angan, terutama setelah masuknya pengaruh Islam yang kemudian disusul masuknya penga- ruh Barat, fungsi Ketuk tilu mengalami perubahan dari fungsi ritual, ke fungsi hiburan. Setelah Indonesia merdeka, kreativitas masyarakat dan kebutuhan nilai-nilai  estetika mulai tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Priangan, maka Ketuk tilu pun berubah fungsi menjadi seni pertunjukan.

 

Kata kunci: perubahan, fungsi, Ketuk tilu, priangan

ABSTRACT

 

Ketuk tilu is one of traditional arts which lives and thrives in Priangan community. At the beginning of its creation, Ketuk tilu was allegedly an art having ritual functions to express gratitude as well as to beg for safety and prosperity of mankind. The history methode used to explain that matter. This research describes changes in the social life of Priangan society, especially after the entry of Islamic influence that was then followed with the influence of the West, the function of Ketuk tilu has changed from ritual into entertainment. After the independence of Indonesia, the creativity of community and the needs of aesthetic values began to grow and thrive in Priangan society, thus the function of Ketuk tilu has also changed into performing arts.

 

Keywords: changes, function, Ketuk tilu, priangan

 

 

 

 

ABSTRAK

 

Ketuk tilu merupakan salah satu  kesenian tradisional  yang hidup dan berkembang pada masyarakat Priangan. Pada awal kelahirannya, Ketuk tilu  diduga kuat sebagai kesenian yang berfungsi ritual untuk mengungkapkan syukur maupun memohon keselamatan dan kese- jahteraan umat manusia. Metode yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut adalah metode sejarah. Penelitian ini menjelaskan perubahan kehidupan sosial masyarakat Pri- angan, terutama setelah masuknya pengaruh Islam yang kemudian disusul masuknya penga- ruh Barat, fungsi Ketuk tilu mengalami perubahan dari fungsi ritual, ke fungsi hiburan. Setelah Indonesia merdeka, kreativitas masyarakat dan kebutuhan nilai-nilai  estetika mulai tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Priangan, maka Ketuk tilu pun berubah fungsi menjadi seni pertunjukan.

 

Kata kunci: perubahan, fungsi, Ketuk tilu, priangan


Full Text:

PDF

References


Abdul Azis dan Nandang Barmaya

“Tari Ketuk Tilu†Proyek Pengem- bangan Institut Kesenian Indonesia Sub Proyek ASTI Bandung

Ajip Rosidi, et al.

Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia, dan Budaya termasuk Budaya Cirebon dan Betawi. Jakarta: Pustaka Jaya

Anis Sujana, et al.

“Pertumbuhan dan Perkembangan Ketuk tilu di Jawa Baratâ€, Laporan Penelitian, Bandung: Sekolah Tinggi Seni Indonesia

---------------

“Ronggeng di Jawa Barat Perkem- bangan Bentuk dan Fungsiâ€, Lapor- an Penelitian. Bandung: Sekolah Ting- gi Seni Indonesia

Arthur S. Nalan

Sanghyang Raja Uyeg: Suatu Kajian tentang Kedudukan, Peranan, dan

Fungsi Tokoh dalam Pertunjukan

Teater Uyeg Sukabumi. Tesis. Yog- yakarta: Universitas Gadjah Mada

Doubler, Margareth N.H.

Tari, Sebuah Pengalaman Kreatif. Terj.

Dewi Nurani dan A. Tasman. Me- dison: The University of Wiscon- sin Press

Gugum Gumbira

“Ketuk Tilu Merupakan Tari Rak- yat Khas Jawa Barat†dalam Kawit, Buletin Kebudayaan Jawa Barat No.

I/III. Bandung: hlm. 19-27

Kraus, Richard

History of Dance, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Nina Herlina Lubis

Sejarah Provinsi Jawa Barat. Bandung: Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Pigeaud, Th.

Javaanse Volksvertoningen: Bijdrage tot de Beschijving van land en volk. Bata- via: Volkslectuur

Raffles, Thomas Stamford

The History of Java. Kuala Lumpur: Oxford University Press. Terj. Pra- setyaningrum, et al., Yogyakarta: Narasi.

R. Tjetje Somantri

“Tari-Tarian di Pasundan†dalam Majalah Budaya. Majalah Bulanan Jawatan Kebudayaan Perwakilan Jawa Barat, 1951, hlm. 15-16.

---------------,

t.t “Ibing di Pasundan†Majalah Buda- ya: Wawaran Djawa-Kulon Nomer

, tahun 1, tt., hlm. 9-11.

Sachs, Curt

Word History of Teh Dance. Translated by Bessie Schonberg New York. the Norton Library: W.W. Norton Com- pany

Syarif Amin

Kuring Keur di Bandung. Bandung: Pelita Mas

Tomars, S. Adolph

“Class System and The Arts†dalam Wenner J. Cahnman dan Alvin Bos- koff. Sociology and History: Theory and Research. London: The Free Press of Glencoe, hlm. 126-140

Wiranatakoesoemah

Pangeling-ngeling Ngamimitian Nam- bahan Masigit Bandoeng. Bandoeng: t.p.

Yoyo Yohana

“Tari Rakyat Ketuk Tilu dari Ujung Berung Kabupaten Bandung pada F.T.R. Jawa Barat tahun 1979â€. Kawit Buletin Kebudayaan Jawa Barat, No. 24

I/III. Bandung, hlm. 34-37

Sumber informasi lain:

“Pekan Tari Rakyat Jabar dimulai Nanti Malam†dalam Pikiran Rakyat. Minggu 2 Ok- tober 1979, hlm. 5. Bandung.

“Usia Bukan Halangan, Tati Saleh Semakin Sibuk Setelah Jaipongan Tumbuh†dalam Pikiran Rakyat. Nomor 47 Tahun Ke-XVI. Minggu, 10 Mei 1981, hlm. 1 dan 7.

“Wali Kota Bandung Ber-Ketuk Tilu†dalam

Pikiran Rakyat. Sabtu, 17 Maret 1980, hlm 3.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v24i4.128

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021