Spiritualitas Budaya Jawa dalam Seni Tari Klasik Gaya Surakarta
Abstract
ABSTRACT
Javanese classical dance has grown dynamically in line with the history of the palaces in Central Java, especially after the fifteenth century that began in the era of the kingdom of Demak. It has lived and thrived in the court of Mataram Islam since the period of Panembahan Senapati at Kotagede, the time of Sultan Agung in the palace Plered, until the moving of the palace of Mataram to Kartasura.
This research methods is focused on the use of qualitative data with the questions of ‘why’ and ‘how’ to unravel the mystery behind of the phenomenon. This actions are carried out with approach of multi- disciplinary such as science of history, social science, and choreography.
The events of Gianti agreement in 1755 did not give only influence and impact on the power of the king of Mataram to had to be split into two regions, namely the region of Surakarta and Yogyakarta Sul- tanate region, but also had implications to the life of Javanese culture. The culture of Javanese which was originally derived from the one kingdom, namely Mataram Kasunanan, then divided into two styles, namely Javanese culture of Surakarta and Yogyakarta. Fortunately, in the palace of Kasunanan Surakarta as well as in the Kasultanan Yogyakarta palace is still being developed classical Javanese arts based on cultural and adiluhung values; respectivelly developed in the different patterns or styles. The values of spiritual ‘Javanese’ is remained as a source of reference.
Keywords: the art of dance, classical, spirituality of Javanese
ABSTRAK
Seni tari klasik Jawa telah berkembang secara dinamis seiring dengan sejarah perkembang- an keraton-keraton di Jawa Tengah, terutama setelah abad XV yang dimulai pada era kerajaan Demak. Seni tari klasik Jawa hidup dan berkembang di lingkungan istana Mataram Islam sejak periode Panembahan Senapati di Kotagede, atau jaman Sultan Agung di keraton Plered sampai dengan berpindahnya keraton Mataram ke Kartasura.
Metode penelitian ini konsentrasi utamanya pada penggunaan data kualitatif dengan per- tanyaan-pertanyaan ’mengapa’ dan ’bagaimana’ untuk mengungkap misteri yang berada di belakang fenomena yang ada. Tindakannya dilakukan dengan pendekatan multi disiplin dari ilmu-ilmu sejarah, sosial, dan koreografi.
Peristiwa perjanjian Gianti pada tahun 1755 tidak saja berpengaruh dan berdampak pada kekuasaan raja Mataram yang harus membagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah Kasunanan Surakarta dan wilayah Kasultanan Yogyakarta, tetapi juga berimplikasi pada kehidupan ke- budayaan Jawa. Kebudayaan Jawa yang semula bersumber dari satu kerajaan, yaitu Mataram Kasunanan, kemudian menjadi dua corak, yaitu kebudayaan Jawa Surakarta dan Yogyakarta. Namun demikian, baik di istana Kasunanan Surakarta maupun istana Kasultanan Yogyakarta tetap mengembangkan kesenian klasik Jawa berdasarkan nilai-nilai budaya adiluhung walau- pun dalam corak atau gaya yang berbeda. Nilai-nilai spiritualitas ‘kejawen’ tetap menjadi sum- ber acuannya.
Kata kunci: seni tari, klasik, spiritualitas Jawa
Full Text:
PDFReferences
Abdullah Ciptoprawiro
Filsafat Jawa. Semarang: Balai Pustaka
Achmad Fedyani Saifudin
Antropologi Kontemporer: Suatu Peng- antar kritis Mengenai Paradigma. Ja- karta: Prenada Media Group
Alasuutari, Pertti
’Researching Culture: Qualitative Me-
thod and Cultural Studies. London, Thouson Oaks, New Delhi: SAGE Publication
Edi Sedyawati
Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakar- ta: Sinar Harapan
Edi Sedyawati, dkk.
Pengetahuan Elementer Tari dan Bebe- rapa Masalah Tari. Jakarta: Direktor- at Kesenian
R.G. Soekadijo
Antropologi. Edisi ke-4 Jilid 2. Jakar- ta: Erlangga
R. M. Soedarsono
Beberapa Catatan Tentang Seni Pertun- jukan Indonesia. Yogyakarta: Konser- vatori Tari Indonesia
---------------,
Wayang Wong: Drama Tari Ritual Kene- garaan di Keraton Yogyakarta. Yogya- karta: Gadjah Mada University Press.
---------------,
Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Dir- jen Kebudayaan Depdikbud.
Sapardi Yosodipuro
”Kabudayan Jawi Hasumber Saking Karaton Surokarto”. Manuskrip Rek- so Pustoko: H.380.
---------------,
”Cirinipun Kabudayan Surakarta”.
Makalah Seminar Mencari Identitas
Kebudayaan Surakarta, 6 Agustus
di Mangkunegaran, Rekso
Pustoko: MN.982
Stange, Paul
“Politik Perhatian: Rasa dalam Kebu- dayaan Jawa”. Diterjemahkan oleh Hairus Salim H. S. dari The Politics of Attention: Intuition in Javanese Culture. Yogyakarta: LKiS.
Sumandyo Hadi
Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka.
Sumaryono
Restorasi Seni Tari & Transformasi
Budaya. Yogyakarta: éLKAPHI.
---------------,
Dedongengan Bab Beksan, Yogyakarta: Dewan Kesenian Bantul & éLKA PHI.
---------------,
Jejak dan Problematika Seni Pertunjuk- an Kita. Yogyakarta: Prasista
Tati Narawati
Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa.
Bandung: P4ST UPI.
Timbul Haryono
“Historiografi Seni Masyarakat Jawa Kuna dalam Perspektif Arkeologis: Studi Kasus Seni Pertunjukan”. Ma- kalah Seminar Internasional, 20, 21
Desember 2002 di STSI Surakarta
Tommy F. Awuy
Sisi Indah Kehidupan, Pemikiran Seni dan Kritik Teater. Jakarta: Ford Foun- dation dan MSPI.
Webtografi
http://www.encyclopedia.com/doc/1O101- Greattradition.html
http://ww w .preserv earticles. com/2011083012468/1528-words-essay-on- the-little-and-great-tradition-of-india.html.
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v24i2.118
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Statistik Pengunjung Jurnal Panggung
Jurnal ini terlisensi olehCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editor Office:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021