LEGITIMASI KEDATUAN DALAM TARI PAJAGA BONE BALLA ANADDARA SULESSANA

Nurwahidah Nurwahidah, Andi Taslim Saputra

Abstract


Pajaga Bone Balla Anaddara Sulessana (PBBAS) merupakan tari tradisional klasik dalam
masyarakat Luwu di Sulawesi Selatan. Tari ini dikategorikan sebagai tari klasik karena telah
mengalami perjalanan panjang dalam pengolahan artistik dan estetiknya yang diawali di
era-era feodalisme di Indonesia. Penelitian ini berupaya melakukan pelacakan sekaligus
mengungkap sistem nilai yang terangkum pada bentuk, makna simbolik, dan sistem pewarisan
PBBAS dalam Masyarakat Luwu. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnokoreologis
membedah PBBAS secara teks dan kontekstual, yang didukung dengan beberapa teori dan
dituliskan secara deskriptif kualitatif. Teori sistem nilai digunakan untuk mengungkap
kekuatan bertahan PBBAS dalam masyarakat Luwu. Keseluruhan teks tari maupun teks
pertunjukan PBBAS merupakan simbol yang memiliki makna berimplikasi pada legitimasi
Kedatuan dalam masyarakat Luwu. Selain makna simbolik, juga terdapat sistem nilai yang
terangkum baik dalam nilai historis maupun nilai sosial yang menjadi pembentuk kekuatan
bertahan PBBAS di Kedatuan Luwu.

Kata Kunci: Tari, Pajaga Bone Balla Anaddara Sulessana, Legitimasi, Kedatuan

References


Fitri, Muhammad. (2021). Nilai Sosial Religi Tradisi Manopeng Pada Masyarakat Banyiur. Kalpataru: 7(2). 161-169.

Idwar, Anwar. (2007). Ensiklopedi Kebudayaan Luwu. Palopo: Komunitas Sawerigading/Kampus.

Kesuma, Andi Ima. (2015). Legacy Tana Luwu. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan.

Muliana, Ai. (2019). Tari Badaya Rancaekek Legimitasi Perempuan Menak Dalam Tari Sunda. Proceeding International

Conference 2020: Reposition of The Art and Cultural Heritage After Pandemic Era: 1(1). 162-167.

Pangerang, Andi Anton. (2003). Persepsi dan Pemahaman Tokoh Adat tentang La Galigo” dalam Lagaligo: Menelusuri Jejak Warisan Sastra Dunia. Makasar: Pusat Studi Lagaligo dan PKP Unhas.

Rahayu, S. dkk. (2021). Feminism in Song of Jineman Kenya Ndesa Laras Slendro Pathet Sanga. Gelar: 19(2). 154-158.

Rustiyanti, dkk. (2015). Ekspresi dan Gestur Penari Tunggal dalam Budaya Media Visual Dua Dimensi. Panggung: 25(1). 91-99.

Saputra, A, S., Nyoman, Murtana. (2019). Peristiwa Teater Tu(m)buh sebagai Konstruksi Politik Tubuh. Panggung: 29 (2). 102-115.

Sari, D,P & Lestari, W. (2022). Beksan Bedhaya Kirana Ratih di Keraton Kasunanan Surakarta: Studi Analisis Kebutuhan Pertunjukan Tari Tradisi. Invensi: 7(1). 61-72.

Syakhruni, Saputra, A, T, Saleh, J. (2022). Tari Pepe-Pepeka Ri Makka Sanggar Tari Paroki Makassar: Analisis Perubahan Bentuk dan Fungsi. Panggung: 32(4). 421-435.

Thoha, M. Habib. (2007). Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Graha Bakti.

Turyati & Azizah, F, N. (2022). Kajian Struktur Tari Perang Centong dalam Ritual Ngasa Kampung Budaya Jalawastu Brebes. Panggung: 32(4). 492-502.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v33i3.2729

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021