Kreativitas Tari Yudawiyata
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v30i1.1137Abstract
ABSTRACT
The Yuda Wiyata dance is an object of the research in the realm of artwork inspired by the Sumedang
Wayang war dance. The motivation to do this is based on the reality that Sumedang Wayang dance is still
able to survive but experiences a stagnant life. This relity is a problem that must be broken down how to
make the repertoire survive and develop according to the times. As a solution by making dance models
based on these traditions. To carry an original dance work, the ability of creativity becomes a major
milestone. Thus, the theory of creativity was chosen as a surgical knife in explaining the problem. To
maintain the typical characteristics of the case, the methods used lead to reconstruction, transformation,
and innovation. These three methods are efforts to protect, utilize and develop that lead to conservation.
The manifestation of Yuda Wiyata’s dance is in the form of a group presentation performed by seven
male dancers. The structure of the dance is expressed through the form and content that illustrates the
gallantry of the wadyabalad practicing war.
Keywords: Creativity, Reconstruction, Transformation, Innovation, Yuda Wiyata Dance
ABSTRAK
Tari Yuda Wiyata merupakan objek penelitian dalam ranah karya seni yang terinspirasi dari tari
perang wayang gaya Sumedang. Pendorong untuk melakukan hal tersebut, didasari oleh realitas
bahwa tari Wayang gaya Sumedang masih mampu bertahan namun mengalami kehidupan
yang stagnan. Realitas tersebut merupakan permasalahan yang mesti diurai bagaimana agar
repertoar tersebut dapat bertahan dan berkembang sesuai zaman. Sebagai solusinya dengan
cara membuat model karya tari yang berbasis pada tradisi tersebut. Untuk mengusung suatu
karya tari yang original, kemampuan kreativitas menjadi tonggak utama. Dengan demikian,
teori kreativitas dipilih sebagai pisau pembedah dalam mengeksplanasi permasalahan.
Untuk mempertahankan ciri khas kasumedangan maka metode yang digunakan mengarah
pada rekonstruksi, transformasi, dan inovasi. Ketiga metode ini sebagai upaya pelindungan,
pemanfaatan, dan pengembangan yang mengarah pada ranah pelestarian. Perwujudan tari
Yuda Wiyata berupa penyajian secara kelompok yang dibawakan oleh tujuh orang penari pria.
Struktur tarian diungkapkan melalui bentuk dan isi yang menggambarkan kegagahan para wadyabalad sedang berlatih perang.
Kata Kunci: Kreativitas, Rekonstruksi, Transformasi, Inovasi, Tari Yuda Wiyata
References
Daftar Pustaka
Dibia, I Wayan. 2003. Bergerak Menurut
Kata Hati. Terjemahan. Jakarta: Ford
Foundation dan MSPI.
Hadi, Y. Sumandiyo. (2003). Aspek-Aspek
Dasar Koreografi Kelompok.
Yogyakarta: Lembaga Kajian
Pendidikan dan Humaniora Indonesia.
Hedi, Cahya. (2016). Nilai, Makna, dan Simbol
dalam Pertunjukan Wayang Golek
sebagai Presentasi Media Pendidikan
Budi Perkerti. Dalam Jurnal ilmiah seni
budaya Panggung Vol. 2 No. 2 Juni.
Bandung: LPPM ISBI Bandung.
Herawati, Kezia Putri. (2018). Rekonstruksi
Tari Bhedaya Endhol-endhol di Keraton
Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Dalam Jurnal ilmiah seni budaya
Panggung Vol. 28 No. 2 Juni. Bandung:
LPPM ISBI Bandung.
Miroto, Martinus. (2017). Riset Artistik-
Koreografi di Lingkungan Akademis
(dalam Karya Cipta Seni Pertunjukan).
Yogyakarta: JB Publisher.
Nalan Arthur S. (2008). Seni Pertunjukan
untuk Semua Orang: Konsep Perlakuan dan Pewarisan. dalam Tradisi sebagai
Tumpuan Kreativitas Seni, Bandung:
Sunan Ambu Press.
Ratna, Nyoman Kutha. (2011). Estetika Sastra
dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rusliana Iyus. (2016). Wayang Dalam Tari
Sunda Gaya Priangan. Dalam Jurnal
ilmiah seni budaya Panggung Vol.
No. 2 Juni. Bandung: LPPM ISBI
Bandung.
----------------. (2012). Tari Wayang. Bandung:
Jurusan Tari.
----------------. (2008). Wayang dalam Tari
Sunda dalam Tradisi sebagai Tumpuan
Kreativitas Seni. Bandung: STSI Press.
Saini KM. 2008. Sekolah Tinggi Seni Indonesia
Bandung dan Infrastruktur Kesenian
di Jawa Barat, dalam Tradisi sebagai
Tumpuan Kreativitas Seni. Bandung:
Sunan Ambu Press.
Sumiati, Lilis. (2015). Purpose of Art Dan
Kontribusinya Dalam Transformasi
Budaya (Studi Kasus: Tari Jayengrana).
Dalam Jurnal ilmiah seni budaya
Panggung Vol. 25 No. 1 Maret.
Bandung: LPPM ISBI Bandung.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.